AIDS adalah kepanjangan dari Acquired Immuno Deficiency Syndromme. Penyakit ini sangat berbahaya lho. AIDS merupakan kumpulan
gejala penyakit yang ditandai dengan rusaknya system kekebalan tubuh sehingga
mudah diserang berbagai macam infeksi. AIDS disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus
(HIV).
Sampai saat ini
belum dapat diketahui dengan pasti dari mana mulai berjangkitnya penyakit AIDS.
Penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa, namun ditularkan melalui
hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemar HIV dan melalui jarum
suntik atau alat kedokteran lainnya yang tercemar. Sebaliknya AIDS tidak dapat
ditularkan melalui gigitan serangga, minuman, atau kontak biasa dalam keluarga,
sekolah, kolam renanng, WC umum atau tempat kerja dengan penderita AIDS.
Menurut para ilmuwan, penyakit AIDS mulai dikenal sejak tahun 1926.
Beberapa tahun kemudian di tahun 1959, seorang laki-laki meninggal dunia di
Kongo karena penyakit AIDS. Laki-laki itu adalah korban pertama yang terbukti
mengidap penyakit AIDS.
Penyakit ini terus berkembang. Lama-lama korban yang meninggal pun
bertambah. Tahun 1980, tepatnya di Amerika, jumlah korban menjadi 31 orang.
Korban yang meninggal pun beragam. Mulai dari, wanita, pria, anak-anak bahkan
ibu-ibu yang sedang mengandung pun tak luput dari penyakit ganas ini.
Lalu
apa yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat penyebaran HIV ini?
Untuk
pencegahan HIV, sebenarnya memerlukan kesadaran diri dari kelompok yang
tertular. Namun sebelumnya pencegahan yang mendasar ditujukan untuk semua
orang, dengan menggunakan rumus ABCD, yaitu :
-Abstinence
, yaitu menahan nafsu. Apabila nafsu untuk melakukan kegiatan seksual sebelum
nikah atau dengan penjaja seks komersial dapat teratasi, maka penyebaran
seksual melalui transmisi seks tidak akan terjadi.
-Be Faithful, setialah pada satu pasangan, dan jangan melakukan hubungan seksual
dengan lebih dari satu orang. Karena kita tidak tahu apakah orang tersebut
menderita HIV atau tidak
-Condoms.
Apabila telah terlanjur terinfeksi HIV, makan hendaklah menggunakan alat
kontrasepsi satu ini untuk mencegah terjadi nya penularan HIV.
-Drug
no. Sebagaimana kita ketahui, salah satu penularan HIV juga berasal dari
penggunaan Jarum suntik.
WHO
sendiri menyarankan pemakaian Antiretroviral (ARVs) kepada pasangan dari
pengidap HIV untuk meningkatkan dan menguatkan sistem imunitas mereka dan
mengurangi transmisi penyebaran HIV. ARVs juga sebaiknya digunakan bagi mereka
yang mengidap penyakit HIV. Mereka bisa mulai menggunakan ARVs ketika sistem
Imunitas mereka turun.ARVs ini direkomendasikan kepada pengidap HIV dengan CD4
(sel imunitas) dengan jumlah antara 350-500 sel. Namun sebelumnya perlu
diketahui bahwa ARVs memiliki efek samping jika digunakan bersamaan dengan
obat-obatan lain termasuk alkohol.
Efek samping yang ditimbulkan biasanya berupa sakit perut, anemia, jaundice
atau kuning, pankreasitis, gagal ginjal, dan lain-lain. Oleh karena itu,
pemakaian dan pemilihan ARVs harus dikontrol oleh pihak petugas kesehatan dan
sebisa mungkin tidak digunakan pada pasien yang memiliki sensitifitas tinggi
terhadap obat ini.
Selain
itu, pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan keterampilan (skills) dan
pengetahuan (knowledge) dengan cara atau metode yang sesuai dengan kepercayaan
dan budaya setempat. Upaya ini biasa dikenal dengan istilah KIE (Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi). Cara ini bisa dilakukan dengan mengadakan penyuluhan,
Advokasi, seminar,
dan konseling kepada petugas kesehatan daerah setempat untuk masyarakat umum
serta mempromosikan penggunaan kondom dengan tepat pada perilaku seks beresiko.
Pencegahan
lainnya bisa dilakukan dengan melakukan skrining atau VCT (Voluntary Counseling
and Testing). VCT ini memiliki keuntungan yang salah satunya adalah memutus
mata rantai penyebaran HIV di kalangan masyarakat. Adapun pemeriksaan yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap. Pertama, konseling pra-testing HIV yaitu
konseling yang dilakukan untuk memberitahu pasien mengenai prosedur pemeriksaan
HIV. Kedua, Testing HIV. Dan ketiga, Konseling pasca testing HIV yaitu
konseling yang dilakukan terhadap pasien yang telah mengikuti prosedur test HIV
dan memberitahukan hasil test tersebut serta apa yang harus dilakukan apabila
hasilnya positif maupun negatif.
Penyebaran
HIV bisa diturunkan. Masih ada secercah harapan untuk bangsa Indonesia bangkit
melawan HIV. Mari, Kita berantas HIV !