Selasa, 18 Maret 2014

STOP AIDS, SAVE YOUR LIFE !!





AIDS adalah kepanjangan dari Acquired Immuno Deficiency Syndromme. Penyakit ini sangat berbahaya lho. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang ditandai dengan rusaknya system kekebalan tubuh sehingga mudah diserang berbagai macam infeksi. AIDS disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti dari mana mulai berjangkitnya penyakit AIDS. Penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa, namun ditularkan melalui hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemar HIV dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran lainnya yang tercemar. Sebaliknya AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan serangga, minuman, atau kontak biasa dalam keluarga, sekolah, kolam renanng, WC umum atau tempat kerja dengan penderita AIDS.

Menurut para ilmuwan, penyakit AIDS mulai dikenal sejak tahun 1926. Beberapa tahun kemudian di tahun 1959, seorang laki-laki meninggal dunia di Kongo karena penyakit AIDS. Laki-laki itu adalah korban pertama yang terbukti mengidap penyakit AIDS.
Penyakit ini terus berkembang. Lama-lama korban yang meninggal pun bertambah. Tahun 1980, tepatnya di Amerika, jumlah korban menjadi 31 orang. Korban yang meninggal pun beragam. Mulai dari, wanita, pria, anak-anak bahkan ibu-ibu yang sedang mengandung pun tak luput dari penyakit ganas ini.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat penyebaran HIV ini?

Untuk pencegahan HIV, sebenarnya memerlukan kesadaran diri dari kelompok yang tertular. Namun sebelumnya pencegahan yang mendasar ditujukan untuk semua orang, dengan menggunakan rumus ABCD, yaitu :

-Abstinence , yaitu menahan nafsu. Apabila nafsu untuk melakukan kegiatan seksual sebelum nikah atau dengan penjaja seks komersial dapat teratasi, maka penyebaran seksual melalui transmisi seks tidak akan terjadi.

-Be Faithful, setialah pada satu pasangan, dan jangan melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang. Karena kita tidak tahu apakah orang tersebut menderita HIV atau tidak

-Condoms. Apabila telah terlanjur terinfeksi HIV, makan hendaklah menggunakan alat kontrasepsi satu ini untuk mencegah terjadi nya penularan HIV.

-Drug no. Sebagaimana kita ketahui, salah satu penularan HIV juga berasal dari penggunaan Jarum suntik.

WHO sendiri menyarankan pemakaian Antiretroviral (ARVs) kepada pasangan dari pengidap HIV untuk meningkatkan dan menguatkan sistem imunitas mereka dan mengurangi transmisi penyebaran HIV. ARVs juga sebaiknya digunakan bagi mereka yang mengidap penyakit HIV. Mereka bisa mulai menggunakan ARVs ketika sistem Imunitas mereka turun.ARVs ini direkomendasikan kepada pengidap HIV dengan CD4 (sel imunitas) dengan jumlah antara 350-500 sel. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa ARVs memiliki efek samping jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain termasuk alkohol. Efek samping yang ditimbulkan biasanya berupa sakit perut, anemia, jaundice atau kuning, pankreasitis, gagal ginjal, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemakaian dan pemilihan ARVs harus dikontrol oleh pihak petugas kesehatan dan sebisa mungkin tidak digunakan pada pasien yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap obat ini.

Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan keterampilan (skills) dan pengetahuan (knowledge) dengan cara atau metode yang sesuai dengan kepercayaan dan budaya setempat. Upaya ini biasa dikenal dengan istilah KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi). Cara ini bisa dilakukan dengan mengadakan penyuluhan, Advokasi, seminar, dan konseling kepada petugas kesehatan daerah setempat untuk masyarakat umum serta mempromosikan penggunaan kondom dengan tepat pada perilaku seks beresiko.

Pencegahan lainnya bisa dilakukan dengan melakukan skrining atau VCT (Voluntary Counseling and Testing). VCT ini memiliki keuntungan yang salah satunya adalah memutus mata rantai penyebaran HIV di kalangan masyarakat. Adapun pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari tiga tahap. Pertama, konseling pra-testing HIV yaitu konseling yang dilakukan untuk memberitahu pasien mengenai prosedur pemeriksaan HIV. Kedua, Testing HIV. Dan ketiga, Konseling pasca testing HIV yaitu konseling yang dilakukan terhadap pasien yang telah mengikuti prosedur test HIV dan memberitahukan hasil test tersebut serta apa yang harus dilakukan apabila hasilnya positif maupun negatif. 

Penyebaran HIV bisa diturunkan. Masih ada secercah harapan untuk bangsa Indonesia bangkit melawan HIV. Mari, Kita berantas HIV !





Tidak ada komentar:

Posting Komentar